Anda mungkin pernah mendengar tentang resistensi antibiotik pada jenis bakteri penyakit. Meski terdengar serius, hal ini sering kali menjadi hal yang tidak terpikirkan oleh kita dalam kehidupan sehari-hari. Namun, jika tindakan dunia saat ini tidak dikendalikan, maka akan banyak nyawa yang melayang akibat ancaman ini, dan sistem layanan kesehatan di seluruh dunia akan berada dalam tekanan yang besar—bahkan di negara maju seperti Belanda.

Apa Masalahnya Dengan Resistensi Antibiotik?
Antibiotik adalah alat yang ampuh untuk melawan penyakit dan infeksi. Namun bila digunakan secara berlebihan atau disalahgunakan, efektivitasnya tidak lagi. Mengapa? Nah, bakteri 'belajar' bertahan dari pengobatan. Dan menjadi “resisten”, dan sederhananya, obat-obatan tersebut tidak bekerja.
Penerapan langkah-langkah pengendalian infeksi, penggunaan antibiotik pada hewan dan manusia secara berlebihan atau tidak tepat, sistem sanitasi yang buruk, dan perjalanan global hanya akan meningkatkan penyebaran resistensi. Penyakit menular yang resisten dapat membunuh beberapa ratus ribu orang setiap tahunnya, dan jika penyakit ini tidak dikendalikan, proyeksinya akan meningkat ke tingkat yang mengkhawatirkan dalam beberapa dekade mendatang.
Ini adalah masalah besar. Pada bulan September 2025, Prof. Heiman Wertheim, ahli mikrobiologi klinis di Radboud University dan penasihat WHO, memperingatkan bahwa dalam waktu 25 tahun, jika situasi tetap seperti ini, akan lebih banyak orang yang meninggal akibat infeksi (yang saat ini dapat diobati dengan antibiotik) dibandingkan akibat kanker.
Ekonom Jim O'Neill menyampaikan peringatan pada tahun 2014 bahwa, antara lain, jika resistensi antibiotik dan antimikroba tidak diatasi, angka kematian bisa meningkat hingga 10 juta jiwa per tahun pada tahun 2050. Proyeksi terbaru dari Proyek GRAM dan kelompok afiliasinya menunjukkan angka kematian yang lebih tinggi lagi, mencapai puluhan juta, akibat resistensi bakteri terhadap antimikroba.

Pendekatan Belanda: “Less Is More”
Jika Anda pernah ke dokter Belanda (dokter umum) dengan pilek yang parah dan meninggalkan klinik hanya dengan anjuran untuk minum teh dan istirahat, maka Anda telah mengalami pendekatan Belanda terhadap antibiotik. Pengelolaan antibiotik adalah konsep yang dihormati di Belanda. Di banyak negara, dokter umum memberikan resep secara berlebihan, sedangkan dokter umum di Belanda masih relatif langka; dengan demikian, sistem pengendalian infeksi dan pengawasan dianggap kuat. Namun ada tren yang hanya bisa dihindari oleh sedikit negara: bakteri resisten kini beredar di lingkungan.
Terkait antibiotik dan resistensi, filosofi “less is more” adalah bagian mendasar dalam perjuangan melawan resistensi. Meskipun hal ini dapat mengganggu ketika Anda sedang sakit dan hanya menginginkan solusi yang cepat, hal ini telah membantu menjaga tingkat resistensi di Belanda relatif rendah dibandingkan dengan banyak negara lain.
Negara ini juga mengadopsi strategi “One Health” mengenai antibiotik dan resistensi, memantaunya tidak hanya pada manusia tetapi juga pada hewan ternak dan lingkungan untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif. Meskipun Belanda berada dalam posisi yang lebih baik dibandingkan negara-negara lain, namun hal ini masih belum sepenuhnya bebas risiko. Bakteri resisten tidak mengenal batasan.

Peran Anda Dalam Pertempuran
Agar Anda dan orang lain tetap aman, Anda dapat melakukan hal berikut;
- Percayai dokter umum Anda (GP): Antibiotik harus diminum hanya jika diresepkan oleh dokter keluarga Anda.
- Tunggu dan Lihat: Obati gejalanya, atau laporkan kembali jika kondisinya memburuk.
- Selesaikan Kursus: Jika dokter Anda meresepkan antibiotik, harap selesaikan seluruh pengobatannya. Resistensi antibiotik sering kali disebabkan oleh pasien yang menghentikan pengobatannya di tengah jalan.
- Ajukan Pertanyaan: Tanyakan tentang antibiotik yang diresepkan untuk Anda; tanyakan mengapa obat tersebut diresepkan, apa yang Anda harapkan dari obat tersebut, dan apakah ada alternatif lain. Jangan takut.
- Pikirkan Kebersihan yang Baik: Dengan langkah-langkah dasar, seperti kebersihan tangan, penanganan makanan yang aman, dan perawatan luka yang baik, secara umum seseorang dapat mencegah infeksi dan mengurangi penggunaan antibiotik.
- Berhati-hatilah dengan Makanan Anda: Belilah makanan dari produsen yang mempraktikkan penggunaan antibiotik secara bertanggung jawab dan selalu mengikuti praktik keamanan pangan yang baik di rumah.
- Tetap Terkini tentang Vaksin: Vaksinasi untuk penyakit seperti flu dapat mencegah infeksi bakteri sekunder yang memerlukan antibiotik.
- Berhati-hatilah Saat Bepergian: Jika Anda menerima perawatan medis di negara lain, beri tahu dokter Belanda Anda. Anda mungkin perlu menjalani pemeriksaan terhadap bakteri resisten, terutama setelah dirawat di rumah sakit di luar negeri.
Jika gejala memburuk setelah penggunaan antibiotik dalam waktu 48-72 jam, hubungi dokter lagi karena evaluasi lebih lanjut mungkin diperlukan atau pengobatan alternatif mungkin dipertimbangkan. Jika diagnosis pasti belum ditegakkan, sebagian besar dokter di Belanda dapat melakukan atau mengatur tes cepat (misalnya usap tenggorokan) sehingga dokter dapat meresepkan pengobatan yang tepat untuk Anda.
Vaksin dapat mencegah infeksi yang disebabkan oleh spesies bakteri, seperti pneumokokus dan meningokokus, serta infeksi virus, termasuk influenza, yang dapat menyebabkan infeksi bakteri sekunder. Mengurangi infeksi ini kemudian menurunkan penggunaan antibiotik dan tingkat komplikasi. Oleh karena itu, imunisasi harus dipertimbangkan.
Meskipun bepergian disertai dengan petualangan menjelajah, hal ini juga membawa serta strain resisten yang dapat dibawa pulang. Dokter umum Belanda harus diberitahu jika seseorang menjalani perawatan di rumah sakit di luar negeri, karena dalam beberapa kasus, bakteri resisten akan disaring saat masuk rumah sakit.
Meskipun terdapat kemajuan dalam pengurangan penggunaan antibiotik pada ternak di Belanda, bakteri patogen yang resisten masih dapat masuk ke produk hewani dan mencemari lingkungan. Belilah produk makanan dari produsen yang mengikuti kebijakan antibiotik yang bertanggung jawab, dan selalu ingat untuk menerapkan keamanan pangan yang baik.

Pikiran Terakhir
Organisasi kesehatan internasional dan program penelitian menekankan pentingnya koordinasi, termasuk peningkatan pengawasan, pengembangan diagnostik baru, penggunaan antibiotik secara bertanggung jawab, pemberian insentif pada pengembangan obat baru, dan investasi di bidang sanitasi. Tinggal di Belanda berarti mendapatkan manfaat dari sistem layanan kesehatan yang menangani resistensi antibiotik dengan serius. Belanda berkontribusi dalam banyak aspek kegiatan ini, dengan menyediakan penelitian dan kepemimpinan kebijakan; Namun, hal ini harus menjadi upaya global.